Seru..Pemenang Pilpres 2019 Menurut Ramalan Ronggowarsito?


Siapa yang tidak mengenal Ronggowarsito? Pujangga yang terlahir pada Senin Legi, 15 Maret 1802 ini telah melahirkan karya sastra seperti halnya Serat Kalatidha yang juga menyiratkan beberapa ramalan.

Bakatnya yang menyejarah ini nampaknya tertemurunkan dari Raden Tumenggung Sujanaputra, yang juga terkenal dengan sebutan Pangeran Karanggayam, pujangga Kraton Pajang, pengarang kitab Nitisruti. Selain itu juga karena kegemarannya membaca, yang ditanamkan oleh R.T. Sastranagara, kakeknya, yang juga pujangga kraton Surakarta.

Selama 47 tahun berkarya, sejak tahun 1826 hingga 1873, Ronggowarsito telah menghasilkan tidak kurang dari 60 judul buku dengan beragam bahasan. Tulisannya meliputi falsafah, kebatinan, lakon-lakon wayang, cerita Panji, dongeng, babad, sastra, bahasa, kesusilaan, adat istiadat, pendidikan, primbon, ramalan, dan sebagainya.

Menurut ramalan Ronggowarsito, ada tujuh satriya piningit yang akan muncul sebagai tokoh yang di kemudian hari akan memerintah atau memimpin wilayah seluas wilayah “bekas” kerajaan Majapahit , yaitu : Satriya Kinunjara Murwa Kuncara, Satriya Mukti Wibawa Kesandhung Kesampar, Satriya Jinumput Sumela Atur, Satriya Lelana Tapa Ngrame, Satriya Piningit Hamong Tuwuh, Satriya Boyong Pambukaning Gapura, dan Satriya Pinandhita Sinisihan Wahyu.

Berkenaan dengan itu, banyak kalangan yang kemudian mencoba menafsirkan ketujuh Satriya Piningit itu seperti berikut :

•SATRIYA KINUNJARA MURWA KUNCARA. Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjara), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwa Kuncara). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia yang juga Pemimpin Besar Revolusi dan pemimpin Rezim Orde Lama. Berkuasa tahun 1945-1967.

•SATRIYA MUKTI WIBAWA KESANDHUNG KESAMPAR.Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa/ditakuti (Wibawa), namun akan mengalami suatu keadaan selalu dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan / kesalahan (Kesandhung Kesampar). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia dan pemimpin Rezim Orde Baru yang ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.

•SATRIYA JINUMPUT SUMELA ATUR.Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (Jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (Sumela Atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999.

•SATRIYA LELONO TAPA NGRAME.Tokoh pemimpin yang suka mengembara / keliling dunia (Lelana) akan tetapi dia juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan Religius yang cukup / Rohaniawan (Tapa Ngrame). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman Wahid, Presiden Keempat Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1999-2000.

•SATRIYA PININGIT HAMONG TUWUH.Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia. Berkuasa tahun 2000-2004.

•SATRIYA BOYONG PAMBUKANING GAPURA.Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (Boyong / dari menteri menjadi presiden) dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan (Pambukaning Gapura). Banyak pihak yang menyakini tafsir dari tokoh yang dimaksud ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Satria Piningit atau setidaknya dengan seorang spiritualis sejati satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak. Mengandalkan para birokrat dan teknokrat saja tak akan mampu menyelenggarakan pemerintahan dengan baik. Ancaman bencana alam, disintegrasi bangsa dan anarkisme seiring prahara yang terus terjadi akan memandulkan kebijakan yang diambil.

•SATRIYA PINANDHITA SINISIHAN WAHYU. Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandhita) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum / petunjuk Allah SWT (Sinisihan Wahyu). Menurut pendapat beberapa spiritualis, sosok ini telah ada pada diri Presiden Joko Widodo. Jokowi disebut menjadi presiden tanpa mengandalkan partai politik namun dari pulung gaib wahyu keprabon dari berbagai jurusan termasuk Megawati Soekarnoputri. Meski demikian ada yang mengatakan, sosok Jokowi masih belum memenuhi sosok Satriya Pinandhita Sinisihan Wahyu karena saat ini Indonesia baru memasuki fase kelima, walau sudah berganti presiden hingga ketujuh.

Pada 2019 nanti, sosok Satriya Pinandhita Sinisihan Wahyu diperkirakan masih bisa menerima pulung gaib wahyu keprabon baik dari partai politik maupun wahyu dari rakyat sebagai manifestasi wahyu Ilahi. Namun ada yang menyebut, sosok presiden kedelapan bisa berasal dari keturunan baik langsung maupun tidak langsung dari ketujuh presiden RI yang telah memasuki masa purna bakti.

Post a Comment

0 Comments