Kapolri Diperintahkan Segera Usut Kasus Novel Baswedan, Ini Komentar Menohok Jokowi ?


Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi saat menjadi narasumber dalam acara 'Satu Meja: Spesial 4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK' di Kompas TV, Senin (22/10/2018).

Sebagaimana diketahui, hingga kini pelaku penyiraman air keras kepada Novel Baswedan belum juga terungkap.

Menanggapi itu, Presiden Jokowi mengaku telah memerintahkan kepada Kapolri Jenderal Polisi, Tito Karnavian, untuk mengungkap kasus Novel Baswedan itu.

"Ya coba ditanyakan ke Kapolri. Saya sudah perintahkan ke Kapolri untuk menyelesaikan kasus Novel Baswedan. Dan kalau saya tanyakan apakah bisa diselesaikan, ya masih," ujar Jokowi.

"Masak dikit-dikit saya ambil alih. Dikit-dikit saya ambil alih. Tidak seperti itu kan. Ada institusi-institusi yang bertanggung jawab di situ. Saya kira, kalau saya tanyakan (Kapolri) masih optimis bisa diselesaikan, ya diselesaikan," sambung dia.

Seperti yang diketahui, wajah Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan shalat subuh di masjid dekat kediamannya, pada 11 April 2017 lalu.
Sejak saat itu, Novel fokus menjalani serangkaian operasi guna penyembuhan matanya.

Proses penyembuhan juga dilakukan di rumah sakit yang berada di Singapura.

Menurut hasil diagnosis dokter yang merawatnya pada waktu itu, mata kiri Novel mengalami kerusakan 100 persen.

Sementara, mata kanan Novel mengalami kerusakan 50 persen akibat air keras yang disiram ke matanya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga angkat bicara soal pemberantasan korupsi di Indonesia.

Jokowi mengakui jika korupsi di Indonesia sejak dulu sudah marak, termasuk pejabat yang ditangkap karena kasus korupsi juga semakin banyak.

"Memang korupsi dari dulu marak sekali, dan yang ditangkap juga semakin banyak. Bukan karena yang korupsi semakin banyak, memang dari dulu banyak,
"Tapi karena keterbukaan sekarang ini yang ditangkap semakin banyak," ujar Jokowi.

Lantas, Jokowi menilai cara yang tepat untuk memberantas korupsi harus dimulai dari membangun sistem.

"Kuncinya adalah bukan penangkapan, tetapi membangun sistem. Sehingga orang tidak bisa melakukan penyelewengan, tidak bisa melakukan korupsi," beber Jokowi.

Membangun sistem, kata Jokowi, seperti membangun e-budgeting hingga menyederhanakan sistem perizinan yang selama ini dianggap ruwet.

"Keruwetan itu akan menimbulkan keinginan untuk membayar, atau menyuap," kata Jokowi.

Jokowi optimis jika sistem terbangun dengan baik, maka hal itu dapat memagari semua pihak dari perbuatan korupsi.

Dirinya juga menyinggung penangkapan pejabat yang melakukan korupsi tidak menimbulkan efek jera.

"Penangkapan, kita harus melihat pengalaman, tidak membuat jera. Memang perlu (penangkapan), tapi yang utama adalah membangun sistemnya," tandas Jokowi.

Post a Comment

0 Comments